Senin, 27 April 2020

CARA PERBANYAKAN TANAMAN MARKISA

Wawan Setiawan Tirta
Balitbu Tropika 2021. Dalam rangka pengembangan markisa, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah penyediaan bibit markisa bermutu dalam jumlah cukup, waktu singkat dengan harga memadai. Produksi benih markisa dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu perbanyakan dengan biji, stek dan sambung pucuk.
 
1. Perbanyakan melalui biji
Perbanyakan tanaman markisa menggunakan biji akan menghasilkan tanaman markisa yang kuat dan memiliki perakaran cukup dalam, namun akan mengalami penyimpangan sifat dari pohon induknya. Syarat pohon induk yang akan diambil buahnya antara lain produktif, berasal dari varietas unggul, memiliki pertumbuhan yang sehat dan minimal berumur lebih dari tiga tahun, bebas dari hama dan penyakit. Cara penanganan penyemaian biji markisa sebagai berikut :
  • Buah markisa yang dipetik dari pohon induk dipilih yang besar, sehat dan kualitas bagus dibelah kemudian diambil bijinya. Biji bersama lendirnya diambil kemudian dibersihkan dengan dicampur abu dapur sambil diremas-remas dan dicuci bersih dengan air. Biji yang sudah bersih kemudian dikering-anginkan.
  • Penyemaian biji dapat dilakukan dengan dua cara yaitu disemai dalam persemaian kemudian dipindah ke polybag dan cara kedua langsung disemai kedalam polybag.
  • Tempat persemaian dapat menggunakan kotak plastic diisi media campuran tanah, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Biji markisa disemai dengan jarak rapat dengan kedalaman semai  1-1,5 cm, kemudian ditutup dengan media semai. Kelembaban tanah dijaga jangan sampai kering atau tergenang.
  • Setelah bibit berdaun 4-5 helai (berumur 5-6 minggu) bibit segera dipindah tanam  kedalam polybag yang berisi media campuran tanah dan pupuk kandang (2:1). Bibit ditanam satu batang tiap polybag.
  • Polybag yang sudah ditanami bibit markisa disusun berjajar dan diberi naungan yang tidak terlalu rapat. Perawatan bibit meliputi penyiraman, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan 2 hari sekali terutama bila tidak turun hujan. Pemupupukan dilakukan setiap 15 hari berupa larutan pupuk NPK sebanyak 10-20g/10 liter air disiramkan 100 cc/polybag. Setelah berumur 3-4 bulan dipersemaian bibit dapat ditanam dilapang (kebun).
2. Perbanyakan menggunakan stek cabang
Produksi benih  markisa dengan cara stek merupakan salah satu cara yang dapat digunakan. Perbanyakan tanaman dengan cara ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain: dapat memproduksi bibit dalam jumlah banyak, cepat berbuah, dan bibit yang dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan pohon induknya. Prosedur penyiapan bibit asal stek batang atau stek cabang adalah sebagai berikut:
  • Dari pohon induk varietas unggul, dipilih cabang yang telah berumur minimal satu tahun  dan berdiameter 1 cm.
  • Cabang terpilih dipotong dengan menggunakan pisau atau gunting pangkas yang tajam; dan dipotong-potong lagi hingga diperoleh potongan–potongan sepanjang 25 cm yang masing-masing mengandung 3-4 mata tunas.
  • Pangkal stek diolesi dengan Rootone F.
  • Stek disemaikan dengan posisi tegak sedalam ± 5 cm dalam polybag ukuran 10 x 18 cm yang diisi dengan media campuran tanah dan pupuk kandang (1:1).
  • Polybag semaian stek ditempatkan berjajar di dalam bedengan yang diberi sungkup plastik.
  • Jika stek sudah bertunas dan berakar, sungkup segera dibuka.. Bibit dari stek dipelihara secara intensif hingga berumur 3 – 4  bulan.
3. Perbanyakan dengan sambung pucuk
a. Persiapan batang bawah
Batang bawah dari biji yang berasal dari buah varietas unggul  pohon markisa yang mempunyai keunggulan sifat-sifat tertentu seperti tahan terhadap penyakit layu Fusarium. Biji untuk batang bawah diambil dari buah yang masak fisiologis. Biji markisa yang masih mengandung daging buah direndam dalam air dan diremas sampai biji terpisah. Biji yang sudah dibersihkan disemaikan pada bak semai plastik atau seedbed.  Media persemaian yang digunakan adalah tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1.  Jarak tanam adalah 2,5 x 2,5 cm dengan kedalaman 1-2 cm.  Tempat pesemaian diberi naungan untuk melindungi bibit dari terik matahari dan hujan yang berlebihan.  Pada umur 4 minggu setelah tanam, semai markisa dapat dipindah ke polybag ukuran 10 x 18 cm yang berisi campuran media tanah dan pupuk kandang (2:1). Tiap polybag berisi satu bibit dan diletakkan di tempat teduh/rumah pembibitan. Pemeliharaan meliputi penyiraman, penyiangan dan pemupukan dengan pupuk NPK dosis 1-3 g/bibit yang dilakukan 2 minggu sekali. Pengendalian hama/penyakit sesuai dengan kebutuhan. Pada umur 4 bulan  batang bawah siap untuk disambung.
b. Persiapan  entris
Batang atas (entris) yang akan digunakan untuk sambung pucuk harus berasal dari tunas pucuk yang sehat, normal dan berdiameter sama atau sedikit lebih kecil daripada diameter batang bawah. Pengambilan entris dilakukan dengan cara memotong tunas pucuk  sepanjang 5 cm (3 ruas) dengan gunting pangkas yang tajam dan bersih. Pengambilan entris dilakukan pada saat entris cukup kering (tidak basah), karena air yang ada pada permukaan entris dapat mengundang hadirnya patogen yang dapat mempengaruhi keberhasilan penyambungan.
c. Penyambungan

Teknik penyambungan bibit markisa dilakukan dengan sambung samping. Batang bawah yang telah mencapai kondisi siap sambung (umur 4 bulan, berdaun  6-8 helai), pada ketinggian ± 30 cm, salah satu sisinya disayat miring dengan pisau cuter yang tajam dan bersih. Daun yang tersisa pada batang bawah harus tetap dipertahankan, selanjutnya entris yang telah disiapkan diambil dan dasar entris disayat miring pada satu sisi sesuai sayatan pada batang bawah, kemudian kedua luka sayatan tersebut (batang bawah dan entris) dilekatkan dan  dibalut dengan irisan plastik. Pada saat penyisipan harus dipastikan kambium entris bersatu dan menempel dengan kambium batang bawah. Setelah itu dilakukan penyungkupan entris dengan kantong plastik transparan untuk menjaga agar kelembaban tetap tinggi dan mengurangi penguapan dari entris. Penyungkupan dengan kantong plastik ini harus dilakukan sampai pada bagian sambungan / ikatan sambungan.  Tanaman sambungan ini selanjutnya ditempatkan di tempat yang ternaungi (dalam rumah bibit) dan dipeliharan secara optimal dengan melakukan penyiraman secukupnya dan penyiangan. Penempatan bibit ini dilakukan secara teratur dan berkelompok seperti benih dari biji. Sungkup plastik dilepas apabila mata tunas pada entris telah pecah, sedangkan tali pengikat sambungan tetap dibiarkan sampai bibit siap ditanam.
d. Pemeliharaan tanaman sambungan

Pemeliharaan tanaman sambungan meliputi penyiraman, penyiangan dan pemupukan dengan pupuk NPK dosis 1-3 g/bibit yang dilakukan 2 minggu sekali. Pengendalian hama/penyakit sesuai dengan kebutuhan. Bibit sambung pucuk ini siap tanam setelah berumur ±  1 bulan setelah sambung.
Narasumber:
Djoko Sudarso, Tri Budiyanti, Sudjijo
disarikan dari http://balitbu.litbang.deptan.go.id